SmartNewsCelebes.Com, Jakarta – Panitia penyelenggara Reuni Akbar Mujahid 212 memberikan apresiasi kepada tiga media mainstream (arus utama).

Ketiga media itu, disebut bersikap profesional dalam pemberitaan aksi reuni 212 yang digelar di Monas, Minggu (2/12) lalu.

Demikian disampaikan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Ustaz Yusuf Muhammad Martak dalam konferensi pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (7/12).

“Secara khusus kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya,” kata Ustadz Yusuf.

Ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada tiga media. Yakni TVOne (televisi), Republika (koran) dan Kantor Berita Politik RMOL.co (grup Jawa Pos-PojokSatu.id).

“Media-media ini secara profesional menyiarkan secara langsung dan porsi yang memadai atas Reuni Akbar Mujahid 212,” katanya.

Sebaliknya, pihaknya menyayangkan sejumlah media arus utama yang enggan meliput acara yang diselenggarakan dalam rangka silaturrahmi anak bangsa itu.

Menurut dia, langkah tersebut justru seperti bunuh diri massal yang dilakukan oleh media sendiri.

“Karena mengkhianati sejarah dan menyakiti umat Islam sebagai mayoritas penduduk sekaligus konsumen media di Indonesia.

Sementara, setelah Prabowo Subianto, aksi pemboikotan sejumlah media nasional juga akan dilakukan penyelenggara aksi Reuni Akbar Mujahid 212.

Demikian Ketua Panitia Reuni Akbar Mujahid 212, Ustaz Bernard Abdul Jabbar dalam konferensi pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (7/12/2018).

Bernard menyampaikan, rencana pemboikotan itu merupakan jawaban dari aksi black out alias pemboikotan beberapa media mainstream dan televisi.

Baik swasta maupun milik pemerintah yang jelas-jelas menunjukkan sikap tidak berimbang dan keberpihakan luar biasa kepada penguasa.

“Mungkin bisa nanti dalam rapat kami disetujui ada upaya pemboikotan tv-tv mainstream yang tidak menonton atau tidak melakukan wawancara dengan tv-tv tersebut sebagaimana dilakukan Prabowo,” tegasnya.

Dalam waktu dekat, lanjutnya, pihaknya akan melayangkan surat keberatan kepada media-media mainstream yang disebutnya enggan meliput kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari 8 juta massa aksi itu.

“Ini kenapa tidak meliput kegiatan sebesar itu. Itu hak mereka tapi hak kami juga untuk disiarkan,” katanya.

Nantinya, jelas Bernard, aksi pemboikotan itu akan disebarkan melalui media sosial dan internet.

Selain itu, pihaknya juga berencana untuk melaporkan itu ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

“Mereka bisa boikot, ya kita juga bisa boikot,” ujarnya.

Terkait rencana aksi boikot itu, pihaknya yakin umat Islam sudah cukup pintar mimilih dan memilah serta tahu yang harus dilakukan dan mana yang tidak.

“Doakan kami saja dalam waktu dekat kita akan lakukan upaya-upaya itu,” tutupnya. (pjks/smart)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here