SmartNewsCelebes.Com – Tumbuhan yang termasuk dalam famili Sterculiaceae potensial untuk dikembangkan sebagai obat antihepatitis.

Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Nunuk Hariani Soekamto, MS, 55 tahun, dalam orasi ilmiah penerimaan jabatan guru besar bidang kimia organik bahan alam, di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin.

Sterculiaceae banyak ditemukan di Sulawesi Selatan, yang oleh masyarakat Makassar dikenal dengan nama paliasa, kata Nunuk, “Termasuk salah satu dari 19 tanaman unggulan yang sedang dikembangkan sebagai antihepatitis.”

Selain itu, kata penyandang gelar doktor dari UGM itu, daun paliasa digunakan dan dipercaya berkhasiat sebagai obat yang mampu mengobati penyakit liver, hipertensi, diabetes, kolesterol, dan hepatitis dengan cara meminum air rebusannya.

Spesies tumbuhan lain yang masuk dalam famili Sterculiaceae antara lain subpeltatum dan P. celebicum yang dikenal dengan nama daerah banjoro. Masyarakat sering menggunakan tanaman ini ssebagai antidisentri, mengobati lubang pada gigi dan gatal-gatal.

Dalam orasinya berjudul “Biodiversity Sumberdaya Hayati Sulawesi Selatan Sumber Senyawa Bioaktif yang Prospektif sebagai Obat Baru’” Nunuk mengatakan, selain tumbuhan famili paliasa, famili Moraceaae khususnya, dan genus Artocarpus, juga banyak ditemui di Sulawesi Selatan. Artocarpus digunakan sebagai bahan pangan, bahan bangunan, dan bahan ramuan obat tradisional, antara lain sebagai obat malaria, disentri, dan penyakit kulit. Salah satu spesies genus Artocarpus A fretessi Hassk yang dikenal dengan nama daerah maumbi, ditemukan di daerah Mangkutana Luwu Timur.

Pada jenis lain paliasa, yakni kleinhovia hospita, khususnya pada batang dan daunnya, berdasarkan penelitian Nunuk Hariani pada 2008, ditemukan satu senyawa golongan kumarin, yaitu 7-hidroksi-6-metoksi kumarin (skopoletin) (1).

Senyawa ini mempunyai efek antihipertensi, antiinflamasi, dan antialergi dan dapat menghambat prostaglandin synthetase sebagaimana yang pernah diteliti oleh M.H. Farah dan Sauelsson G (1992).

Penemuan ini, kata Nunuk, yang menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Gadjah Mada 1991, menunjukkan adanya korelasi antara penggunaan tumbuhan K.hospita secara tradisional sebagai obat hipertensi. Hasil uji farmakologi, yang diujicobakan pada tikus yang dibuat hipertensi dulu, infus daun tersebut juga dapat menurunkan tekanan darah. (tmp/smartnews)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here