SmartNewsCelebes.Com, Parepare – Pemerintah Kota Parepare melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama perguruan tinggi (PT) se-Parepare menggelar Workshop Duta 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). (10/12/2020)

Workshop berlangsung di ruang pertemuan AKPER Fatima Parepare pada Selasa, 8 Desember 2020. Peserta kegiatan berjumlah 70 orang dari seluruh PT di Parepare. Antara lain Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Parepare, AKBID Andi Makkasau, Program Studi Keperawatan Poltekkes, AKPER Fatima.

Kepala Bidang Pelayanan, Promosi dan SDK Dinas Kesehatan Parepare, Kasna SST MKeb mengatakan, Duta 1000 HPK direkrut secara sukarela dari mahasiswa semester satu. Mereka akan melakukan pendampingan selama masa 1000 HPK (270 hari selama hamil dan 730 hari pasca kelahiran atau 2 tahun umur anak yang dilahirkannya).

“Jadi setiap mahasiswa akan mendampingi 1 ibu hamil sampai anaknya berusia 2 tahun,” ungkap Kasna.

Kasna mengemukakan, Duta 1000 HPK ini dimaksudkan untuk percepatan perbaikan gizi terutama pada masa 1000 HPK sebagaimana yang diamanahkan dalam Perpres Nomor 43/2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.

“Mengapa 1000 HPK? Karena merupakan periode kritis (golden period/window of opprlortunities). Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan sangat cepat. 80 persen pertumbuhan otak. Sedangkan setelah 2 tahun perkembangan sel otak hanya 20 persen hingga usia 6 tahun,” terang Kasna.

Kasna mengingatkan, jika pemenuhan zat gizi terpenuhi maka masalah gizi dapat dicegah lebih awal terutama stunting yang saat ini lagi seksi dipermasalahkan. Itu dengan berbagai akibat yang ditimbulkan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Kasna menjelaskan, jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme tubuh. Jangka panjang adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Menurunnya imunitas sehingga mudah sakit, dan berisiko untuk munculnya penyakit diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke dan disabilitas pada usia tua. Itu akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia, produktivitas dan daya saing bangsa.

Kasna mengulas, pada masa 1000 HPK tidak hanya pada pemenuhan kebutuhan gizi, tetapi perlu dilakukan stimulan pada anak melalui program SDIDTK (stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) setiap 3 bulan. Dengan SDIDTK ini maka secara dini akan terdeteksi adanya penyimpangan pada tumbuh kembang anak, sehingga penanganannya pun lebih awal. Karena jika terlambat akan menyebabkan kecacatan pada anak. “Jadi pemenuhan nutrisi dan stimulan sangat penting dalam mendukung tumbuh kembang anak yang optimal,” tegas Kasna.

Mempertimbangkan ini semua, Plt Kepala Dinas Kesehatan Parepare, Rachmawaty Natsier SKM MKes (MARS) mengatakan, intervensi gizi pada 1000 HPK merupakan prioritas utama untuk meningkatkan kualitas kehidupan generasi yang akan datang. “Oleh karena itu, kehadiran duta 1000 HPK penuh harapan dalam menurunkan stunting yang juga akan berdampak pada pencegahan kasus gizi lainnya terutama gizi buruk,” harap Rachmawaty.

Kasna menambahkan, dengan pendampingan yang baik terhadap ibu hamil (minimal 4 kali pemeriksaan kehamilan secara teratur), persalinan di fasilitas kesehatan, melakukan kunjungan 3 kali pasca melahirkan, akan meningkatkan capaian pemberian ASI eksklusif sebagai bagian dari standar emas makanan bayi. “Yang akan berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai indikator pokok Kota Sehat,” sambung Kasna.

Direktur AKPER Fatima, Dr Henrick S, SKM MKes, dan peneliti 1000 HPK bersama pendamping mahasiswa dari 3 PT lainnya sangat mendukung program ini. “Duta 1000 HPK sebagai implementasi Tri Darma PT yakni pengabdian masyarakat, karena itu kami siap membantu pemerintah dalam menurunkan stunting di kota yang kita cintai ini,” kata Henrick. (smartnews)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here