
SMARTNEWSCELEBES.COM , BARRU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barru menerima kunjungan audiensi dari Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Provinsi Sulawesi Selatan bersama Japan International Cooperation Agency (JICA). Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat Wakil Bupati Barru, Selasa (23/9/2025), dengan fokus pada strategi inovatif menekan angka kemiskinan dan menuntaskan persoalan stunting.
Wakil Bupati Barru, Dr. Ir. Abustan A. Bintang, M.Si., menyambut langsung rombongan yang dipimpin pejabat Bappelitbangda Sulsel bersama tim JICA. Hadir mendampingi, Pj Sekretaris Daerah Barru, Plt Kepala Bappelitbangda Barru, Kadis Perikanan, Kadis Sosial, Sekretaris Dinas Pertanian, Sekretaris Diskumdag, serta jajaran perwakilan perangkat daerah terkait.
Dalam paparannya, Wabup Abustan menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan di Barru masih berada pada angka 8,31 persen, sebagian besar di wilayah pedesaan. Untuk mengatasi hal ini, Pemkab Barru telah meluncurkan tiga program strategis, yakni Ekonomi Berkecukupan, PIK PAKET (Partisipatif, Inklusif, Kreatif, Penanggulangan Kemiskinan Terpadu), dan Koko Bestimi (Kolaborasi Konvergensi Penurunan Stunting dan Kemiskinan).
Program Ekonomi Berkecukupan difokuskan pada integrasi peternakan unggas dan budidaya tanaman pangan skala rumah tangga agar keluarga miskin dapat menekan pengeluaran sekaligus meningkatkan pendapatan. Pendampingan teknis akan diberikan melalui penyuluh pertanian dan peternakan dengan dukungan Baznas Barru.
Sementara itu, PIK PAKET mengedepankan pendekatan partisipatif dengan pendampingan teknis langsung di desa untuk memetakan potensi, menyusun rencana aksi, dan menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan nyata keluarga miskin. Adapun Koko Bestimi menitikberatkan kolaborasi lintas sektor dalam menangani stunting yang terintegrasi dengan program pengentasan kemiskinan, mencakup gizi, sanitasi, hingga penyediaan rumah layak huni.
“Selama ini bantuan sosial sering menimbulkan ketergantungan. Melalui tiga program ini, kami ingin masyarakat miskin mampu mandiri, produktif, dan keluar dari lingkaran kemiskinan turun-temurun,” tegas Wabup Abustan.
Dari pihak provinsi, Kabid Perekonomian dan SDA Bappelitbangda Sulsel, Inyo, ST., M.Eng., menekankan pentingnya sinkronisasi data agar kebijakan berjalan efektif. Ia menyebut Barru memiliki tantangan besar dalam hal akurasi data sehingga dibutuhkan sinergi antara provinsi, kabupaten, hingga desa.
Fungsional Bappelitbangda Sulsel, Setiawan Aswad, juga menjelaskan bahwa JICA bersama Pemprov Sulsel tengah menyiapkan model kolaborasi penanggulangan kemiskinan berbasis empat pilar: tata kelola, kesamaan data, intervensi terpadu, dan regulasi. “Kita ingin membangun sistem kolaborasi yang memastikan intervensi tidak berjalan sendiri-sendiri. Semua pihak, dari desa hingga pusat, harus bergerak bersama dengan data yang sama dan regulasi selaras,” ujarnya.
Setiawan memberikan apresiasi terhadap langkah konkret Pemkab Barru. Menurutnya, Barru termasuk kabupaten progresif dalam menyiapkan model penanggulangan kemiskinan terpadu yang bisa dikolaborasikan lebih luas.
Menanggapi hal tersebut, Wabup Abustan menyatakan kesiapan Barru untuk menjadi “laboratorium” program pengentasan kemiskinan. Ia juga membuka peluang kerja sama resmi melalui MoU bersama JICA dan Pemprov Sulsel.
“Pemkab Barru telah mewajibkan desa mengalokasikan minimal 5 persen dari ADD untuk program kemiskinan dan stunting, serta mendorong tiap desa mengembangkan minimal dua program Ekonomi Berkecukupan. Harapan kami, program ini bisa menjawab pertanyaan besar: apakah ikhtiar kita dapat menurunkan kemiskinan secara permanen. Insya Allah dengan kolaborasi tulus dan sistematis, Barru bisa menjadi contoh,” pungkasnya.
Dalam pertemuan tersebut turut hadir Fungsional Perencana Madya Bappelitbangda Provinsi Sulsel Anna Buana, Staf Ahli JICA Prof. Darmawan dan Manarangga Amir, serta staf JICA Ida Gosal dan Fatma.