SMARTNEWSCELEBES.COM, MAKASSAR – Mantan Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR – RI periode 2014 -2019, Bambang Haryo Soekartono menilai pemanfaatan proyek nasional transportasi publik di Sulawesi Selatan (Sulsel) tidak efektif.
Hal itu dikemukakan Bambang Haryo usai mengunjungi langsung stasiun kereta api di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Semestinya, kata Wakil Ketua Bidang Konsultan Jasa Maritim pusat itu, jalur kereta api Makassar – Parepare sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sebagai alat transportasi publik massal.
“Rel kereta api ini salahsatu investasi, yang mana pada saat itu kami di Banggar menyetujuinya untuk wilayah Sulsel. Tentu saya kecewa setelah melihat langsung ternyata pemanfaatannya tidak efektif. Tidak maksimal seperti yang kita harapkan,” terang mantan Anggota Komisi V DPR – RI dan MPR-RI rezim Presiden SBY itu.
Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur itupun menyinggung pemerintahan Joko Widodo, yang menurutnya tidak maksimal dalam menyelesaikan proyek nasional sesuai dengan target.
Penasehat Utama PT. Dharma Lautan Utama itu menyayangkan karena anggaran yang dialokasi oleh negara untuk mega proyek tersebut cukup besar namun asas manfaatnya belum dirasakan betul oleh masyarakat Sulsel.
“Sekitar Rp8 Trilliun lebih anggaran yang kami setujui pada saat itu. Proyek ini kan sudah diresmikan oleh pak Menteri ya, kenapa belum dimanfaatkan? Pengerjaannya juga molor tidak sesuai target. Seharusnya rel ini sudah terhubung Makassar – Parepare,” beber Anggota Forum Intelektual Indonesia (FII) itu.
Proyek tersebut, kata Bambang sudah direncanakan sejak zaman kabinet presiden SBY.
Namun, ia menyanyangkan pemerintahan Joko Widodo hingga jelang akhir periode ke 2 ini jalur transportasi publik tersebut belum juga nampak tanda tanda rampung.
Bukan hanya sorotan terkait proyek jalur kereta yang berkesan mandek, Ketua Komite Tetap Utilitas Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Pusat Bidang Infrastruktur itu juga menyoroti akses jalan menuju stasiun khususnya di Kabupaten Maros, Pangkep dan Barru.
“Tadi saya melihat akses dari stasiun kereta ke jalan raya yang ada di Maros itu jaraknya jauh dan masih ada kendala, lokasinya rawan banjir. Masyarakat menjadi kesulitan nantinya,” kata dia.
Anggota Dewan Pembina GETAR (Gerakan Tani Rakyat) Pusat Sayap Partai Gerindra tersebut, berharap stasiun itu bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Terkait dengan masalah pembebasan lahan, kata Bambang, seharusnya itu tidak menjadi kendala.
Dia berharap atensi lebih dari pemerintah pusat, provinsi dan daerah terkait persoalan yang menghambat efektifitas pemanfaatan alat transportasi publik tersebut.
“Harusnya transportasi kereta ini sudah efektif untuk kepentingan masyarakat karena anggarannya dari rakyat. Pembebasan lahan itu seharusnya tidak terjadi. Karena sebelum dilakasanakan sudah dilakukan study, kajian dan sebagainya,” tandas Ketua Ikatan Alumni Fakultas Teknologi Kelautan Komisariat Pusat ITS itu.
Selain mengunjungi rel kereta api, Bambang Haryo Soekartono juga sebelumnya menyambangi langsung proyek nasional di kawasan pelabuhan Makassar New Port (smartnews)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here