SMARTNEWSCELEBES.COM – Pelaksanaan kurban di Indonesia tahun ini dihantui wabah Penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kendati vaksin dari pemerintah telah dibagikan, Wabah tersebut masih menjangkiti ribuan hewan ternak di tanah air.
Kecemasan di kalangan masyarakat muslim meningkat lantaran hari raya sudah di depan mata.
Untuk menghindari PMK, masyarakat diimbau agar lebih selektif memilih hewan kurban.
Diantaranya dengan menghindari hewan yang banyak mengeluarkan air liur, punya bercak merah di bagian mulut, dan luka di bagian kuku.
Selain kecermatan konsumen, pencegahan penularan PMK juga terletak di tangan panitia kurban saat proses penyembelihan dan pengelolaan daging.
Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, UNS Surakarta, Sulistyo, S.T., M.Si punya solusi jitu bagi panitia.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman resmi Universitas Sebelas Maret (UNS), berikut 4 tips penting kelola hewan kurban di tengah wabah PMK.
Siapkan dandang-dandang perebusan besar saat penyembelihan
Panitia kurban perlu mempersiapkan dandang-dandang perebusan besar, untuk memudahkan jika ternyata di antara sembelihan terdapat hewan kurban yang mengidap PMK.
Berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), hewan ternak yang terjangkit PMK dalam taraf sedang boleh dikurbankan.
Namun, seperti edaran Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), hewan kurban pengidap kategori PMK ringan itu harus direbus hingga matang terlebih dahulu sebelum dibagikan.
Bagian-bagian yang biasanya terjangkit PMK ringan adalah kepala, kaki, dan jeroan.
Siapkan lubang khusus untuk membersihkan jeroan hewan kurban
Siapkan lubang khusus untuk menampung air bekas pembersihan jeroan hewan ternak.
Setelah jeroan bersih dan air cucian telah tertampung dalam lubang, panitia hendaknya menambahkan asam sitrat atau deterjen sebelum menutup lubang.
Hal ini supaya air bekas cucian jeroan tidak mencemari lingkungan. Sebaiknya hindari mencuci jeroan di sungai.
Pisahkan plastik daging, jeroan merah (hati), dan jeroan hijau (babat)
Kategorisasi kantung plastik adalah hal yang perlu dilakukan walaupun dalam keadaan bebas PMK.
Hal ini lantaran jeroan merah dan jeroan hijau memiliki mikrobia yang sangat banyak. Jika jeroan dan daging digabung dalam satu plastik, mikrobia di jeroan akan cepat berpindah ke dalam daging.
Panitia khusus jeroan tidak boleh berpindah mengurus daging atau bagian hewan lainnya
Menghindari penularan, personel panitia kurban sebaiknya dibagi ke dalam beberapa bagian, sehingga personel yang mengurusi jeroan tetap di tempat hingga proses pengelolaan daging selesai. (*/)
Sumber: Pikiran-Rakyat.com