SmartnewsCelebes.com – Firman, wartawan media online nasional yang bertugas di Kabupaten Cianjur terpaksa melakukan isolasi mandiri saat mengetahui dirinya terpapar Covid-19.
Beruntung, Firman sudah mendapatkan suntik kedua vaksin Covid-19 sejak April 2021 lalu. Ia pun tak butuh lama untuk sembuh. Hanya sekitar lima hari untuk isolasi mandiri, dan kurang lebih tiga hari untuk pemulihan kondisi kesehatan sampai sembuh total.
Sebagai wartawan yang bertugas di lapangan, mengharuskan Firman bertemu banyak orang dan mobile. Dalam peliputan sekalipun, tak jarang ia berbarengan dengan wartawan lain yang juga bertugas di Cianjur.
Firman mengaku, dirinya tak menyangka bakal terpapar virus asal Kota Wuhan itu. Meski ia selalu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Namanya pekerjaan wartawan kan gitu, selalu keliling, ketemu dan berinteraksi dengan banyak orang. Ya itu memang risikonya,” tuturnya.
Ia menceritakan, awal mula ada salah seorang rekan sesama wartawan yang mengeluhkan sakit kepala dan demam, seperti gejala flu. Rekan wartawan itu pun berinisiatif memeriksakan diri ke laboratorium karena menduga dirinya terkena gejala tipes.
“Dia memang pernah sakit tipes sampai dirawat di rumah sakit. Ternyata benar, dia kena gejala tipes,” ungkapnya.
Rekan wartawan yang dimaksud Firman itu lantas memutuskan beristirahat di rumah. Selang dua hari, wartawan tersebut mengaku sudah membaik dan kembali melakukan tugas peliputan.
“Setelah dua-tiga hari, ternyata teman tadi mengaku sudah kehilangan penciuman. Saya kaget, kan biasanya kita juga liputan bareng, ketemu juga,” bebernya.
Akhirnya, rekan wartawan tersebut kembali melalukan isolasi mandiri dan melakukan tes PCR dibantu Dinas Kesehatan Cianjur. Benar saja, rekan sesama wartawan itu ternyata positif Covid-19.
“Ya, saya kan khawatir juga karena kita ketemu interaksi seperti biasa waktu itu. Pas tahu dia positif Covid-19, dia langsung drop. Katanya sudah kepikiran kemana-mana,” ujar Firman.
Dua hari setelahnya, Firman pun merasakan gejala flu. Sakit kepala dan demam, disertai sakit badan.
“Nah, disitu sudah curiga, jangan-jangan saya kena juga (positif),” kata dia.
Akan tetapi, Firman memilih tidak melakukan tes PCR dan langsung melakukan isolasi mandiri di rumah.
“Karena tahu teman drop setelah tahu hasilnya positif. Makanya saya enggak PCR. Mending langsung isolasi sendiri dan minum vitamin serta obat flu yang biasa saya konsumsi,” paparnya.
Selama isolasi, Firman pun merasakan sebagaimana yang dirasakan pasien Covid-19. Namun, apa yang ia rasakan itu masih jauh lebih baik ketimbang rekan wartawan yang lebih dulu positif.
“Sembuhnya juga lebih cepat saya. Saya cuma butuh waktu lima hari sudah mulai sembuh. Sedangkan teman tadi hampir dua minggu. Itu belum ditambah pemulihan sekitar seminggu,” bebernya.
Perbedaannya adalah, Firman sudah mendapatkan dua kali suntik Vavksin Covid-19. Sedangkan temannya belum mendapatkan vaksin sama sekali.
“Akhirnya tahu perbandingan kena covid-19 orang yang sudah mendapat vaksin dan yang belum. Yang sudah vaksin, sembuh dan stamina kembali lebih cepat. Selain itu, orang yang sudah divaksi, sakit yang dirasakan juga jauh lebih ringan,” papar Firman.
Karena itu, Firman pun tak segan menceritakan pengalamannya terpapar Covid-19 dan menyarankan orang lain agar segera mengikuti vaksin Covid-19.
Firman mengakui, vaksin Covid-19 memang tidak menjamin seseorang tidak akan terpapar Covid-19.
Tapi, tingkat kesembuhan dan gejala yang dirasakan tidak akan separah mereka yang belum mendapatkan suntik vaksin.
Firman mengibaratkan, vaksin Covid-19 seperti memakai payung di bawah hujan deras.
“Kita memang tetap akan basah karena kecipratan air, tapi kita tidak akan sampai basah kuyup. Analoginya mungkin seperti itu,” tandasnya. (Pjks/fpnn/smrt)