SmartnewsCelebes.com, Jakarta – Pengurus Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Kabupaten Garut Dudi Abdullah mengkritisi rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) 2021 yang sampai akhir Mei masih belum jelas kapan pendaftaran akan dibuka. Juga tidak ada kebijakan yang memberi perlakuan khusus kepada honorer usia tua, 35 tahun ke atas.

Dia menilai kebijakan tersebut tidak sesuai pernyataan-pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim soal rekrutmen PPPK. 

“Sepertinya kami hanya dapat PHP (pemberi harapan palsu). Nyatanya sampai sekarang enggak jelas rekrutmennya,” kata Dudi di lansit JPNN.com, Jumat (28/5).

Guru honorer K2 di Kabupaten Garut ini menambahkan, rekrutmen PPPK 2021 sangat tidak adil karena berbeda jauh dengan seleksi 2019. Dudi yang pernah ikut tes PPPK 2019 mengungkapkan, dua tahun lalu, honorer K2 diberikan formasi khusus. Tahun ini, tidak ada kekhususan sehingga tidak mengakomodir honorer K2 usia tua dan pengabdian lama.

Ini, tambah Dudi, diperparah lagi dengan pengusulan formasi daerah yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan kekosongan guru di daerah karena terbentur anggaran.

“Pengangkatan PPPK tahun 2021 tidak sesuai dengan kampanye Mas Nadiem yang menggelorakan pengangkatan satu juta guru dan penggajian dibayar pusat,” serunya.

Ini, tambah Dudi, diperparah lagi dengan pengusulan formasi daerah yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan kekosongan guru di daerah karena terbentur anggaran.

“Pengangkatan PPPK tahun 2021 tidak sesuai dengan kampanye Mas Nadiem yang menggelorakan pengangkatan satu juta guru dan penggajian dibayar pusat,” kata dia.

Dia juga menegaskan, pengangkatan PPPK 2021 abai terhadap kesepakatan DPR dan pemerintah, baik di Komisi 2 dan Komisi 10 yang akan menuntaskan honorer K2.

“Pembahasannya sampai saat ini masih berlangsung melalui Panja Pengangkatan Guru Tenaga Kependidikan Honorer menjadi ASN Komisi 10 DPR RI. “Ini teman-teman sudah resah karena rekrutmen PPPK 2021 sepertinya hanya untuk guru-guru muda,” ujarnya.

Dia mengaku sudah mengantongi sertifikat pendidik (Serdik) dan mendapatkan afirmasi nilai kompetensi teknis 100 persen.

Namun, menurut Dudi banyak honorer K2 tidak memiliki serdik sehingga mereka harus kerja keras agar bisa lulus tes nanti. “Guru muda dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG) itu yang enak, sudah diberikan afirmasi banyak, daya ingat juga masih kuat jadi pasti tidak mengalami kendala berarti saat tes nanti,” tandasnya. (esy/jpn/smrt)  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here