SmartNewsCelebes.Com – Pembalap Cervera, Marc Marquez naik ke MotoGP pada musim 2013 yang lalu, kehadirannya sangat fenomenal dan langsung mencuri banyak perhatian di musim debutnya.

Bersama Repsol Honda, Marquez langsung mengoleksi banyak lap tercepat, Pole, podium dan menang, juga langsung menjadi juara dunia.

Bahkan berturut-turut di 2013 dan 2014, kemudian kembali menjadi juara dunia selama tiga kali tanpa henti pada 2016, 2017 dan 2018, tentunya bersama Repsol Honda.

Marquez hanya sempat gagal di musim 2015, saat itu ia hanya finis ketiga di klasemen akhir, kalah oleh duet Yamaha MotoGP saat itu, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi.

Dari enam musim yang ia jalani (hingga 2018) Marquez berhasil menjadi juara dunia lima kali dan hanya gagal sekali.

Lima gelar juara dunia di kelas utama, yang hampir mendekati gelar milik Rossi, yang sejauh ini punya 7 gelar di kelas utama, bersatutus pembalap aktif dengan gelar terbanyak.
Inilah yang menjadi target Marquez, mengalahkan jumlah gelar rider Italia.

Musim 2019 berjalan mulus bagi rencana Marquez, sudah separuh jalan dan dia unggul 58 angka dari rival paling kuatnya, Andrea Dovizioso (Mission Winnow Ducati).

Jika Marquez kembali menjadi juara dunia di tahun ini, maka tinggal selangkah lagi untuk menyamai jumlah gelar Rossi tahun depan (2020).

Jika 2019 dan 2020 berhasil diamankan oleh Marquez, maka ia sudah setara dengan Rossi, sama-sama 7 gelar kelas utama atau 9 gelar semua kelas Grand Prix.

Atas alasan untuk mengejar rekor inilah yang membuat Marquez tetap setia dan bertahan di Repsol Honda, tentu ini hanya sebatas teori dan analisa.

Marquez sudah cocok dengan mesin andalan Honda di MotoGP, RC213V, sejak 2013 sampai 2019 berjalan, ia masih kuat dan kompetitif bersama tim Oranye.

Enam musim (berjalan tujuh musim) dengan tim yang sama bukanlah rekor terlama, karena ada pembalap Spanyol lainnya, Dani Pedrosa yang bertahan lebih lama di Repsol Honda, bahkan tak pernah pindah, juga dengan Lorenzo yang cukup lama di Yamaha sebelum akhirnya hengkang ke Ducati dan Honda.

Bersama timnya saat ini, karena sudah cocok satu sama lain dan tak perlu adaptasi awal lagi sebagaimana jika pindah ke motor lain, Marquez telah sangat mudah menghadapi tiap musim balapnya, dengan mentalitas sebagai kandidat kuat juara dunia.

Jika ia sudah mendapat 7 atau lebih gelar juara dunia di kelas utama, Marquez mungkin saja ingin mencoba pabrikan lain dan menang bersama mereka.

Tapi untuk saat ini, bisa jadi Marquez tertahan di Repsol Honda karena ingin mengejar rekor gelar Rossi.

Di samping banyak juga alasan lain, Marquez sendiri mengaku ia sudah nyaman dengan timnya saat ini, bisa membalap dengan nyaman, bekerja dengan baik dan masing-masing pihak merasa nyaman dengan kerja sama mereka.

Tahun 2020 mendatang, dengan asumsi Marquez kembali menjadi juara dunia di 2019 dan 2020, bisa jadi 2021 adalah waktu yang tepat untuknya pindah ke tim-tim lain yang menurutnya akan cocok dan menyenangkan.

Terutama jika motivasi Marquez menurun, sebagaimana Rossi yang meninggalkan Repsol Honda karena bosan menang dengan motor yang sama. (DN/eV/smart)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here