SmartNewsCelebes.Com, Jakarta – Salah satu keluhan terkait perut adalah rasa sakit melilit yang datang tiba-tiba. Biasanya diare menyertai keluhan ini. Yuk cari tahu apa sebabnya.
dr Errawan Wiradisuria, SpB-KBD, M.Kes, konsultan bedah digestif (saluran cerna) dan laparoskopi di RSUP Persahabatan, mengatakan salah satu penyebab munculnya rasa sakit dan melilit di perut bisa jadi karena pergerakan usus yang terlalu cepat.
“Iya, pergerakan usus yang terlalu cepat akan membuat orang mencret. Dampak lain yang bisa ditimbulkan dari pergerakan ini adalah perut bisa melilit dan sakit,” ujar dr Errawan yang juga berparktik di RS Premier Bintaro ini.
Cara pergerakan usus dijelaskan lebih lanjut oleh dr Agastjya Wisjnu Wardhana, SpPD, FINASIM dari RS POLRI Kramatjati. Menurutnya pergerakan usus dirangsang oleh saraf otonom (saraf yang bekerja tanpa disadari). Saraf ini dirangsang oleh makanan yang masuk ke dalam usus.
Dijelaskan dr Agastjya, pergerakan usus setiap orang berbeda. “Pergerakan usus bisa cepat atau lambat. Normalnya usus manusia bergerak setiap 10-12 detik sekali,” ujar dr Agastjya.
Usus memiliki gerak peristaltik. Ini merupakan gerak usus dari atas ke bawah yang berfungsi untuk memindahkan cairan dari atas ke bawah.
dr Agastjya menjelaskan ada banyak faktor yang memengaruhi pergerakan usus, misalnya saja faktor makanan.
“Ada beberapa makanan yang menyebabkan usus melilit tidak benar, misalnya makanan berminyak seperti gorengan, makanan bersantan, dan makanan berlemak seperti keju dan susu sapi full cream serta makanan-makanan bergetah lainnya,” tutur dr Agastjya.
Tak hanya karena makanan, munculnya rasa melilit di perut juga dapat disebabkan hal lain. “Bisa juga pada wanita yang sedang haid atau orang yang sedang stres. Contohnya, anak-anak yang sedang ujian nasional, bisa jadi pergerakannya ususnya melilit tidak benar,” papar dr Agastjya.
Pada saat seseorang mengalami diare dan infeksi tifus, usus juga bisa bergerak lebih cepat.
Sementara itu, usus bisa bergerak lebih lambat akibat pengosongan makanan yang berjalan lambat. Kata dr Agastjya, hal ini dipengaruhi oleh saraf otonom usus.
“Pergerakan usus yang lambat membuat seseorang menjadi tidak mudah lapar,” tutup dr Agastjya. (dtk/smrt)